Selasa, 08 Maret 2011


Batuan beku dalam atau batuan beku terobosan (intrusive) atau plutonik merupakan jenis batuan beku yang terbentuk dibagian dalam bumi dan dapat pula bersifat menerobos batuan sekitarnya yang lebih tua dengannya karena adanya pembekuan magma. Tempat terbentuknya suatu batuan plutonik yaitu didaerah sekitar selubung atas hingga pada kerak bumi. Pembekuan dari masing-masing magma itu akan mengikuti derajat pembekuannya. Mungkin saja faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan temperatur suatu magma telah terjadi akan tetapi karena faktor kedalaman, pengaruh gradien geotermal, sehingga suatu magma pembekuannya akan terhambat. Pembekuan batuan beku asam, cenderung terjadi pada bagian atas lapisan bumi, sebaliknya pada batuan beku basa dan ultrabasa menempati bagian dalam bumi, namun karena proses penerobosan-penerobosan dan pelelehan magma basa masih dapat menembus lapisan bumi. Hal ini biasanya dalam keadaan magma berdiferensiasi tidak normal oleh adanya tekanan yang terlalu besar dari perut bumi. Mengakibatkan magma basa menerobos kepermukaan.
Berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan (concordant plutons) dan diskordan (discordant plutons).
1. Konkordan (concordant plutons)
Konkordan merupakan bentuk penerobosan batuan beku dalam yang sejajar dengan lapisan batuan sedimen atau foliasi batuan metamorf yang diintrusinya. Jenis-jenis dari tubuh batuan ini, yaitu :
Sills, merupakan tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan disekitarnya. Semacam intrusi tipis (lembaran) atau structural planes yang relatif sejajar dengan bidang atau foliasi batuan disekitarnya. Pada lapisan atau foliasi horisontal, sill dapat tersingkap di daerah lereng curam (tebing) atau oleh erosi vertikal yang kuat. Akan tetapi pada lapisan miring kenampakan lapangan dari sill, kadang sulit dibedakan dengan dyke karena walaupun penyebarannya memanjang dari sill, searah jurus perlapisan atau foliasi batuan, namun dyke dapat pula ditemukan demikian. Tetapi pada sill penyebaran mineralisasinya terutama mineral-mineral bijih, akan cenderung menyebar ke arah kemiringan lapisan dan pada sisi ini lebih banyak perubahan warna soil ke arah merah atau kecoklatan oleh oksida-oksida besi. Pergerakan magma pembentuk sill biasanya melalui zona-zona lemah seperti kekar, bidang lapisan atau foliasi dan batuan yang lemah. Sifat kekentalan magma sangat menentukan penyebaran sill. Magma yang kental kecil kemungkinan akan membentuk sill yang luas, tetapi magma yang encer (basa-intermedit) akan membentuk sill yang penyebarannya luas, karena magma encer mempunyai mobilitas yang tinggi. Kemungkinan suatu sill membeku agak cepat karena tipis maka akan memberikan tekstur mikro, afanitik dan porfiritik. Sill yang membeku lambat akan mengalami diferensiasi apabila posisinya relatif horisantal. Ukuran atau ketebalan suatu sill dapat mencapai beberapa ratus meter. Kehadiran suatu sill biasanya berasosiasi dengan bentuk-bentuk intrusi lainnya seperti dyke, laccolith dan lain-lain. Berdasarkan atas komposisi dan kejadiannya, maka sill dapat dibedakan atas :
o Simple Sill : merupakan sill tunggal yang terbentuk satu kali injeksi magma.
o Multiple Sill : Sill yang berulang kali terbentuk pada magma yang sama.
o Composite Sill : Sill yang tersusun dengan komposisi yang berbeda satu sama lainnya.

Tidak ada komentar: