Senin, 08 Oktober 2012

Geografi Politik


PENDAHULUAN

Geografi politik telah banyak diajarkan oleh berbagai negera walaupun tidak secara langsung menyebutkan sebagaiman mata pelajaran, misalnya di Amerika Serikat. Negara semaju Amerika warga negaranya memiliki rasa persatuan yang relatif kuat. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, para ilmuannya yang tergabung dalam National Research Council (NRC) menyadari bahwa mata pelajaran geografi (geografi politik) perlu diajarkan di sekolah, bahkan untuk pengembangan yang lebih luas perlu dimantapkan kembali melalui pembentukan panitia penggalian ilmu geografi yang diberi nama Rediscovering Geography Committee pada tahun 1993. Sejak itu geografi telah dijadikan mata pelajaran inti disetiap sekoah di Amerika dan keputusan tentang wajib ajar geografi tidak tanggung-tanggung karena disepakati oleh 50 gubernur negara bagian di Amerika dan oleh Presiden Bush, yaitu pada Charlottesville Summit pada Oktober 1989 (Rediscovering Geograpy Committe, 1997).
Dalam buku Rediscovering Geography New Relevance fo Science and Society (1997) secara tegas menganjurkan agar geografi di sekolah-sekolah AS mengajarkan :
  1. Tentang isu-siu penting mengenai pemulihan ekonomi, degradasi lingkungan, konflik etnik, pemeliharaan kesehatan, perubahan iklim global, dan pendidikan.
  2. Tentang relevansi geografi dengan masyarakat (society), geografi menawarkan cara pandang terhadap “dunia” melalui kacamata letak, ruang dan skala.
  3. Tentang peralatan lapangan yang modern termasuk teknik penginderaan jauh, teknik pemetaan, sistem informasi geografis, geografic visulaization (Gvis), dan statistik keruangan.
  4. Para ahli geografi Amerika secara signifikan hendaknya mampu memberikan masukan dalam pengambilan keputusan baik secara lokal, regional, maupun global.

Demikianlah komitmen Amerika untuk menggali kembali ilmu geografi dalam dimensi yang lebih baik.

Hal yang menarik dari Amerika Serikat, geografi secara implisit diharapkan dapat membangun karakter bangsa. Secara sederhana karakter bangsa diartikan sebagai sifat-sifat dan kepribadian seseorang dan atau masyarakat kaitannya sebagai anggota/warga suatu bangsa.
Bab I
Lingkup Studi Geografi Politik


Sejarah Geografi Politik
Perilaku politik adalah perilaku dasar dari kehidupan sosial manusia. Komunitas dari suku terasing dalam mempertahankan klannya akan dilakukan secara politik. Politik telah hidup sejak manusia eksis di permukaan bumi.
Kehidupan yang bersifat geografi politik juga telah berkembang cukup lama, yaitu ketika kelompok manusia menetapkan wilayah kekuasaannya. Kajian tentang wilayah-wilayah politik termasuk kawasan kekuasaan berburu adalah bagian dari studi geografi politik.
Dalam struktur ilmu geografi, geografi politik merupakan bagian dari geografi manusia (Human Geography). Prinsip studi geografi politik sejak kelahirannya mengutamakan prinsip relantionship, yaitu mempelajari hubungan antar political behavior dengan physical features. Artinya perilaku politik penduduknya ditafsirkan atau dijelaskan dari keterikatannya dengan gambaran fisik lingkungannya dimana komunitas manusia itu hidup.
Pada zaman Yunani Kuno, para filsuf memandang kehidupan negara bersifat deterministik, yaitu bahwa kehidupan politik sangan dipengaruhi dan ditentukan oleh keadaan alam: “.. the plitical institution and political behavior.. influenced or even controlled by their physical setting”. Unsur lingkungan yang dianggap paling dominan menurut mereka adalah iklim dan relief permukaan bumi. Menurut para filsuf di zaman itu, perilaku manusia yang rajin bekerja atau pemalas sangan dipengaruhi iklim. Manusia yang hidup di daerah iklim sedang atau empat musim akan membentuk karakter pekerja keras, sedangkan manusia yang hidup di daerah tropis adalah mereka yang pemalas. Karena para filsuf berkeyakinan sangat kuat maka lahirlah istilah bahwa mereka penganut environmentalist.
Di antara para environmentalist zaman Yunani Kuno antara lain herudotus (485-425 SM) yang mengarang buku berjudul Influence of Atmosphere, Water and Situation; Aristoteles (383-322 SM) dengan bukunya berjudul Politics, terutama pada bab VII; dan Strabo (63-SM-24 M) dengan karyanya Geography. Semuanya cenderung berpendapat bahwa manusi tidak memiliki pilihan terhadap kondisi alam lingkungannya.
Pemikiran tentang environmentalist tetap terpelihara di zaman kemandekan ilmu pengetahuan atau dikenal dengan Abad Kegelapan (The Dark Ages). Ketika itu, kebebasan berpikir rasional sangat terhambat oleh “supernaturalisme” agama Kristen sehingga para ilmuwan tidak berani mengajukan hipotesa apalagi melakukan penelitan ilmiah. Perkembangan pemikiran geografi pada waktu itu sangan terhambat. Para pemikir politik yang masih memelihara keyakinan environmentalist pada abad kegelapan antara lain Bodin (1593-1595) dan Montesquieu (1689-1755), yang berpendapat bahwa negara dipengaruhi oleh lingkungan alam bahkan dapat berpengaruh terhadap watak dari setiap negara yang berada di atasnya.

Objek Studi Geografi Politik
Pendapat dari Ratzel bahwa negara adalah organic state yang memiliki batas wilayah yang pasti, maka objek studi geografi politik tidak terlepas dari negara.
Negara adalah political unit. Menurut Pounds (1963,1): “States are part of a hierarchy of politically organized areas”, dan Alexander (1966,36) juga menyatakan bahwa “thestate is a basic component of the word political pattern”. Dari dua pendapat diatas negara sebagai objek geografi politik adalah suatu kesatuan politik yang memperlihatkan keunikan, homogenitas, dan individualitas.

Pendekatan Studi Geografi Politik
Pendekatan geografi politik dalam mempelajari objek studinya dapat menggunakan pendekatan historis, faktual, fungsional, dan relationship.
  1. Pendekatan historis yang mengkaji negara berdasarkan asal mula dan perkembangan suatu negara.
  2. Pendekatan faktual yang oleh Valkenburg (Abduracmat, 1982); digunakan untuk mempelajari kenyataan-kenyataan kehidupan politik suatu negara dengan berbagai unsur geografisnya seperti luas, bentuk wilayah, iklim, sumber daya, dan penduduk.
  3. Pendekatan fungsional yang mempelajari tentang bagaimana suatu negara membina dirinya sendiri ke dalam.
  4. Pendekatan relationship, pendekatan ini lebih menekankan pada hubungan faktor-faktor lingkungan (alam) dengan aspek-aspek politik.

Ruang Lingkup Geografi Politik
Definisi geografi politik adalah ilmu yang mempelajari relasi antara kehidupan dan aktivitas politik dengan kondisi-kondisi alam dari suatu negara.
Berdasarkan pengertian diatas, ruang lingkup kajian geografi politik hanya ada tiga yang pokok, yaitu mengkaji tentang Enviornmental Relationship, National Power dan Political Region.
Bab 2
Negara

Pengertian Negara
Pengertian tentang negara terus berkembang seperti dikemukakan oleh F. Iswara, yaitu bahwa “negara adalah suatu organisasi politik teritorial suatu bangsa yang mempunyai kedaulatan”. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Martin Ira Glassner (1993), dalam bukunya Political Geography, menyatakan bahwa “negara adalah suatu tempat dan atau suatu konsep yang diwakili oleh sejumlah simbol tertentu yang menuntut kesetiaan dari orang-orang yang menempatinya”.

Kelahiran Negara
Para tokoh yang mengajukannya adalah Sir John Lubbock, JJ Bachofen dan Edward Jenks. Teori ini lebih mengutamakan hak keibuan (mother right), yaitu asal usul negari dari “garis keturunan” yang ditarik dari pihak ibu. Dalam komunitas suku terasing, garis keturunan ibu didasarkan pada clan dan bukan dari gen.

Lokasi Negara
Space factors yang meliputi lokasi, luas dan bentuk wilayah, merupakan faktor-faktor yang penting di dalam menganalisa suatu negara, sebagaimana dikemukakan oleh Carlson (1960:24-25) bahwa “Space is the intergrating factor in Geography”. Faktor lokasi adalah yang paling penting, sebab dapat memberikan gambaran kepada kita tentang keadaan suatu negara, kemungkinan-kemungkinan, serta perkembangannya.
Abdurachmat dalam bukunya Pengantar Geografi Politik mengatakan ada empat cara kita memandang lokasi geografis suatu negara yaitu :
  1. Lokasi Astronomis adalah lokasi berdasarkan garis lintang dan garis bujur.
  2. Lokasi Maritim vs Lokasi Kontinental adalah posisi suatu negara terhadap lautan dan daratan benua.
  3. Lokasi Vicinal adalah lokasi yang berdasarkan posisi lingkungan atau lokasi suatu negara dalam hubungan dengan negara tetangga di sekitarnya yang berbatasan langsung.
  4. Lokasi Strategis, Lokasi Sentral dan Lokasi Peripherai adalah lokasi wilayah suatu negar baik sebagian atau seluruhnya, yang dapat memberikan keuntungan-keuntungan strategis, baik secara militer maupun ekonomi.

Luas Wilayah
Van Valkenburg dalam Abduracmat (1987) membagi negara menjadi tujuh kategori berdasarkan luas wilayahnya, yaitu :
  1. Giant size: negara dengan luas wilayah antara 7.000.000 km2 sampai 9.000.000 km2; Rusia, Canada, Amerika Serikat, Brazil dan Australia.
  2. Very large size: negara dengan luas wilayah rata-rata 2.000.000 km2 seperti India, Argentina, Aljazair, Arab Saudi, dan Indonesia.
  3. Large size: negara dengan luas wilayah sekitar 1.000.000 km2 seperti Mesir, Ethiopia, Lybia, Perancis.
  4. Medium size: Inggris, Jerman, Rumania, Kamboja, Laos, Vietnam.
  5. Small size: Netherland, Belgia, Denmark, Taiwan, Swiss.
  6. Very small size: Libanon, Luxemberg, Qatar, Kuwait.
  7. Miniature size: Bahrein, San Marino, Monaco, Andora, dan Vatikan.

Luas wilayah indonesia selain berpotensi sebagai sumber bagi kehidupan negaranya tetapi sangat rawan dalam koordinasi wilayah.

Bentuk Wilayah Negara
Bentuk wilayah negara berbeda-beda. Berikut adalah negara berdasarkan bentuk wilayahnya :
  1. Compact, yaitu bentuk negara yang solid artinya tidak terpisah oleh wilayah lautan dan atau diselingi oleh wilayah negari lain. Seperti Swiss, Rumania, Hongaria, dan India.
  2. Circular, yaitu negara yang bentuknya hampir bulat, seperti Perancis dan Polandia.
  3. Long-narrow, yaitu bentuk negara yang panjang dan pipih, seperti Chile dan Vietnam.
  4. Divided or separated, yaitu negara yang terpisah oleh wilayah laut dan atau sepotong oleh negara lain, seperti Mesir, Turki, Malaysia, Amerika Serikat, dan semua negara kepulauan.

Daerah Inti dan Daerah Ekumene
Core area atau nuclear area atau daerah inti, adalah daerah asal mula tumbuh dan berkembangnya suatu negara. Daerah inti biasanya merupakan daerah yang subur dan produktif.
Bab 3
Teori Pembentukan Negara


Awal Terbentuknya Negara Kuno
Asal usul tentang terjadinya negara pada dasarnya adalah tonggak awal munculnya negara modern dan semuanya itu berasar dari sekelompok orang yang merasa satu nasib sepenanggungan.
Negara adalah penggabungan dari berbagai individu di mana kumpulan individu ini berinteraksi dengan kumpulan lain untuk memaksimalkan kepentingan mereka sendiri (Kenneth Waltz, 1979).
Berikut ini beberapa contoh dari negara-negara kuno yang pada umumnya mempunyai peradaban yang tinggi :
  1. Negara Mesopotamia: berada di lembah sungan Tigris dan sungai Eufat.
  2. Mesir Kuno: terletak di lembah sungan Nil.
  3. Cina Kuno: berada di lembah sungai Huangho dan sungai Yangste.
  4. Yunani Kuno: Yunani kuno terbentuk dari budaya Hellenik dan budaya itu sangan kuat mengakar di Eropa sejak 5000 tahun yang lalu.
  5. Kekaisaran Roma: kejayaan Roma terjadi ketika keruntuhan Yunani.

Teori Pembentukan Negara Modern
Negara adalah suatu kesatuan masyarakat, wilayah, dan pemerintahan yang berkuasa serta mengurusi tata tertib serta keselamatan masyarakat.

Integrasi dan Disintegrasi Negara
Integrasi adalah suatu proses sebuah negara yang menyatukan diri dengan negara lain berdasarkan faktor-faktor tertentu yang membuat negara itu bersatu. Negara yang berintegrasi mempunyai keinginan untuk hidup makmur seperti negara lainnya. Sebagai contohnya adalah negara jerman.
Bab 4
Batas Negara

Pengertian
Batas merupakan pemisah unit regional geografi (fisik, sosial, budaya) yang dikuasai oleh suatu negara.

Penetapan Batas Negara di Lapangan (Demarcation)
Demarcation dibuat oleh lembaga, atau tim gabungan dengan prosedur yang sistematis. Pada beberapa literatur, pendapat ahli geografi politik mengambil kesimpulan yang sama bahwa perang, perselisihan, sengketa sebagian mengenai daerah perbatasan.

Fungsi Batas Negara
Batas negara bukanlah sesuatu yang tetap mungkin ia adalah ilustrasi terbaik garis pertahanan negara. Hal demikian ini adalah akibat pergeseran dalam struktur dan tata kehidupan politik, bisa terjadi akibat perang, persetujuan-persetujuan baru ataupun penggabungan wilayah.

Kriteri Batas Negara
Secara umum batas diklasifikasikan berdasar batas etnis/kultur dan batas alam.
  1. Batas Etnis/Kultur
  2. Batas Gunung atau Pegunungan
  3. Batas Sungai
  4. Batas Laut
  5. Jenis Batas Negara Lainnya.

Batas Negara Indonesia
Batas negara indonesia diperjuangkan dengan gigih oleh bangsa indonesia sendiri karena bentuk negaranya khas, sebagaimana negara-negara di Oceania.

Kendala dan Tantangan Terhadap Konsep Batas Negara
Masalah batas negara merupakan masalah politis yang kompleks. Pada beberapa literatur, para ahli geografi politik mengambil kesimpulan yang sama bahwa perselisihan dan sengketa modern berkecenderungan mengenai daerah perbatasan.
11