Senin, 16 Mei 2011

Hikmah dibalik praktek lapang GEOLOGI


Tanggal, 14 Mei 2011
Pada hari itu praktek berjalan sangat lancer,,,, ada tiga kelas yang mengikuti praktek lapang matakuliah Geologi yakni ; kelas Pendidikan Geogafi, ICP A Geografi dan ICP B Geografi ankatan 2010. Pemberian materi sampai pada pengenalan jenis batuan yang ada di aliran sungai di Kecamatan Mallawa Kab. Maos, semua mahasiswa Geogarafi termasuk saya tidak pernah menyadari hal itu akan terjadi, dalam perjalanan kami dari lokasi praktikum satu kelokasi praktikum berikutnya, kami menempuh jarak sekitar 2 km, jarak yang begitu jauh tidak pernah membuat kami mengeluh, canda tawa sesekali dilakukan pada saat prejalanan dimana salah satu teman kami sedang melucu yang membuat kami semua tertawa terbahak.
Waktu terus berjalan, kami pun sampai pada lokasi peraktek kedua, dimana bentuk dan model batuan begitu banyak, dan kami pun melakukan pengambilan sampel pada beberapa jenis batuan, pada waktu itu aliran air sungai tidak begitu teras airnyapun hanya sampai pada betis, jadi kami pun Tanya jawab bersama asisten yang ada pada saat itu. Sampai ketika perasaan saya mulai tidak enak ketika salah satu teman saya yang bercanda di tenga sungai yang tingkahnya membuat saya dan teman saya tertawa terbahak dan Hiklaf. Ini awal dari bencana yang akan membuat kami panic seperti semut yang hanyut.
Pada awalnya saya heran ketika terdengar di telinga saya suara gemuruh yang entah dari mana asalnya, untung pada waktu itu saya berada di pinggir sungai, saya berbalik arah dan mulai melihat air datang yang awalnya hanya sedikit, namun setelah saya perhatikan dengan jelas datanglah air yang begitu besar, salah satu asisten saya berteriak kepada kami bahwa banjir datang, semua mahasiswa yang ada di sungai tersebut berlarian naik ke pinggri sungai yang datarannya tinggi, waktu itu saya tidak langsung naik ke tempat yang lebih tinggi, saya terpaku melihat teman satu kelas saya yang perpacu dengan air yang mengejar dia, saya sangat hawatir dan berfikir, jika teman saya terjatuh!, maka diapun akan terseret arus air sungai yang begitu derasnya. Setelah saya pastikan teman satu kelas saya selamat saya pun berlari naik tempat yang lebih tinggi.
Ternyata semua itu tidak berakhir begitu saja, empat teman saya terjebak di seberang sungai karena pada saat banjir datang mereka tidak sempat menyebrang bersama kami karena air begitu cepatnya menyapu bersih yang ada di depannya. Naasnya teman saya yang ada di sebrang sungai tidak hafal jalan kembali ke penginapan, begitupun dengan kami semua yang ada di sebrang, karena jalan satu – satunya yang diketahui oleh asisten adalah jalan yang di lewai pada saat kami berangkat kelokasi tersebut, kami sangat hawatir karena kita berada di belakang bukit tempat kita menginap, untung tuhan masih memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan akal pikiran kami semu. Kamipun menggunakan peta wilayah praktikum kami, yang di bantu dengan sebuah GPS yang kebetulan kami bawah, dan kamipun menemukan titik lokasi tempat kami berada pada waktu itu, dan dalam perta tersebut menunjukkan bahwa lokasi kita tidak jauh dari rumah penduduk, saya pun beserta 4 teman saya dan 1 asisten berjalan menelusuri jalan kami mencari penduduk untuk dimintai bantuan, karena pada saat setelah kejadian itu teman kami ada yang terauma dan bahkan ada 2 orang yang pinsang. Tidak lama kemudian kami mendapat seorang warga yang sementara berkebun, dan kamipun dimintai tolong untuk di antar ke rumah kepala desa tersebut, karena ternyata tempat kami menginap ada di seberang bukit.
Kami tak tau lagi nasib ke empat teman kami yang berada di seberang sungai, saya sangat hawatir dengan mereka karena saya teringat ucapan mereka ketika berkata kepada kami ‘’weee kami bagai mana’’, saya tidak bisa melupakan kata – kata terakhir teman saya itu. Setelah kami sampai di tempat penginapan kami, kami menceritakan semua kejadian kepada dosen kami bahwa kami terkena musibah dan empat mahasiswa terjebak di sebrang sungai, dosen kamipun bergegas ganti baju dan siap untuk menjemput teman kami yang ada di sebrang sungai. Tak lama kemudian berkat kehendak Allah SWT, terlihat empat mahasiswa berjalan menuju penginapan kami dan Alhamdulillah mereka teman saya, kami sangat terkejut karena arus sungai sangat deras dan mustahil jika mereka menyebrang dengan cara berenang. Dan kami pun tidak langsung menanyai mereka kami biarkan ke empat teman kami tersebut beristirahat, dan melaksanakan sholat.
Malam yang begitu dingin, sayapun kemudian meminta teman saya menceritakan bagai mana cara teman saya menyebrang. Awalnya teman saya hampir putus asa karena sudah menjelan gelap, mereka pun pasrah untuk menunggu kedatangan kami untuk menjemput mereka, tak lama mereka duduk di pinggir sungai terlihat seorang yang sedang mengakat makanan ternak sapi dan teman sayapun berteriak dan mendatangi orang tersebut, mereka langsung bertanya cara menyebarang dan menceritakan kalau mereka adalah mahasiswa yang terjebak banjir, dan orang itupun menunjukkan jalan bahwa di sebelah selatan ada jembatan, kalau mau silahkan telusuri sungai tersebut kearah selatan. Teman kami pun sangat berterimah kasih pada bapak itu, kemudian teman kamipun berjalan menyusuri sungai dan akhirnya mendapatkan jembatan tersebut.
Setelah saya mendengar cerita teman saya, saya terheran kok bisa ada seorang bapak yang sudah hamper gelap masih mencari rumput di daerah yang sangat sunyi, saya berfikir itu adalah jelmaan dari malaikat yang memberikan petunjuk pada ke empat teman saya tersebut, Allahuwaalam…. Hanya allah yang bisa menjawab itu semua,,,,,,,,,